Rabu, 11 Januari 2017

Membangun Indonesia yang Maju dengan Menanamkan Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA SMP


Tema : Keterampilan Abad 21 dan Kurikulum IPA SMP
Oleh Laras Khoirunisa

Seperti yang kita ketahui, perubahan kurikulum pendidikan di tingkat sekolah dasar dan menengah sudah terjadi berkali-kali di Indonesia. Perubahan tersebut dari waktu ke waktu tentunya menimbulkan suatu dampak yang cukup besar. Seperti perubahan kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Dengan rentang waktu kurang lebih 7 tahun, pendidikan di Indonesia berkembang secara pesat. Ditambah lagi dengan zaman yang semakin maju, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kurikulum 2013 ini menjadi sangat menarik untuk dibahas. Pasalnya, kurikulum dapat diibaratkan dengan setir kendali kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dimana guru adalah seorang supirnya.

Saat ini, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mampu meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Kurikulum ini identik dengan proses pembelajaran yang berbasis student center. Dimana guru bukan lagi menjadi pusat pembelajaran, tetapi siswa yang dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, misalnya guru membentuk beberapa kelompok kecil didalam kelas kemudian para siswa berdiskusi didalam kelompoknya dan antar kelompok. Siswa diajarkan untuk aktif bertanya, menanggapi jawaban teman, menjawab pertanyaan teman, dan bekerja sama didalam kelompok saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang terpusat pada siswa, berpotensi untuk melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, karena siswa diberikan keleluasaan membangun pengetahuannya sendiri, berdiskusi, bebas mengajukan pendapat serta mengkomunikasikan ide-ide mereka. Bahkan, saat ini dibeberapa sekolah, baik Negeri maupun Swasta, siswa diperbolehkan menggunakan smartphone mereka untuk mencari berbagai materi pelajaran sampai mencari jawaban untuk materi-materi tertentu yang dianggap sulit. Memang benar, akses internet dapat mempermudah seseorang dalam hal apapun. Mulai dari informasi tertulis, gambar, bahkan sampai video pun kita dapat menemukannya didunia maya. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat ini dimanfaatkan oleh para siswa dan guru untuk mempermudah proses pembelajaran. 

Tetapi, tidak semua pemanfaatan smartphone berjalan dengan lancar. Apalagi jika penggunaan smartphone tidak dibatasi, baik oleh guru maupun orang tua. Kadangkala, beberapa siswa kerap menggunakan smartphone mereka untuk chatting, bermain game atau sekedar berselfie ketika pembelajaran sedang berlangsung. Tak jarang pula dari mereka yang menggunakan smartphone untuk mencari tahu tentang hal-hal baru yang belum mereka ketahui. Memang banyak sekali manfaatnya jika media social pada smartphone dapat digunakan dengan baik. Oleh sebab itu, peran seorang guru didalam kelas sangat penting, untuk memberikan pengetahuan tentang mana hal-hal yang baik dan mana hal-hal yang tidak baik.

Berdasarkan hasil PISA 2015, Indonesia mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dalam penerapan literasi sains. Anak-anak di Indonesia masih harus berjuang untuk menerapkan dan meningkatkan literasi sains didalam proses pembelajaran IPA dan kehidupan sehari-hari. Hal ini harus didukung dengan ketersediaan tenaga kerja, khususnya guru, yang sangat paham betul apa dan bagaimana literasi sains itu dapat terwujud. Seorang guru wajib menerapkan literasi sains dalam pembelajarannya, dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis yang Ia punya. Anak-anak seusia SMP adalah anak-anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Peran guru dalam mendampingi siswa selama didalam kelas akan menjadi hal yang sangat wajib. Karena rasa ingin tahu yang tinggi, diharapkan seorang guru mampu menanamkan keterampilan berpikir kritis selama pembelajaran.

Pada kurikulum IPA SMP, guru dituntut untuk mengajak siswa agar dapat berpikir secara kritis. Seseorang dikatakan dapat berpikir kritis, jika Ia mampu menilai valid atau tidaknya suatu sumber informasi. Tidak hanya itu, berpikir kritis juga menuntut seseorang untuk mampu mengidentifikasi, menganalisis, memberikan solusi dan mengevaluasi suatu permasalahan. Ketika seseorang sedang berpikir kritis, maka Ia sedang melakukan sebuah aktivitas mental dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Hal tersebut harus ditanamkan sejak dini karena akan banyak sekali tantangan yang dihasilkan dari dampak globalisasi dimasa depan.

Lawson (1995:49) menyatakan bahwa “Science is essentially a process of accurately describing nature and attempting to create and test theoretical systems that serve to explain natural phenomena”. Jadi, sains/IPA merupakan proses penting untuk mendekripsikan alam secara akurat dan membuat serta menguji sistem teoritis yang menjelaskan fenomena alam. Keterampilan berpikir kritis sangat penting untuk mendeskripsikan serta menjelaskan fenomena di alam. Melalui keterampilan berpikir kritis ini, siswa harus mampu mendeskripsikan alam; merasakan dan menyatakan pertanyaan sebab akibat tentang alam; mengenal, membuat, dan menyatakan hipotesis alternative; membuat prediksi logis; merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis; mengumpulkan dan menganalisis eksprimen yang relevan dengan korelasi data; dan membuat kesimpulan. Jadi, dalam belajar IPA yang meliputi mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena alam, sangat diperlukan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang paling utama diantara beberapa keterampilan lainnya, seperti innovative dan kreatif, kolaborasi, dan komunikatif. 

Dikaitkan dengan keterampilan abad 21, kurikulum IPA SMP saat ini, sejatinya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dimasa depan seiring dengan perkembangan zaman. Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah misalnya, siswa dituntut untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada dilingkungan sekitar mereka dan mencari solusi untuk menangani masalah tersebut. Siswa diajak untuk aktif, kreatif, dan inovatif, saat pembelajaran berlangsung. Creative and Innovative juga merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang sangat diperlukan saat ini dan untuk masa depan. Tidak hanya itu, kolaboratif dan komunikatif juga merupakan keterampilan abad 21 yang dapat meningkatkan kompetensi seorang siswa, baik selama pembelajaran maupun ketika Ia dewasa.

Keterampilan berpikir kritis ini juga tidak bisa berdiri sendiri. Keterampilan berpikir kritis harus diimbangi dengan keterampilan pemecahan masalah atau problem solving. Pasalnya, terdapat beberapa indikator penting pada keterampilan berpikir kritis, seperti konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Indikator-indikator tersebut dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran IPA dikelas. Melalui studi kasus atau praktikum misalnya, siswa dapat mempelajari bagaimana keterampilan berpikir kritis akan sangat diperlukan untuk memenuhi kewajibannya sebagai siswa. Pembelajaran yang terpusat pada siswa juga memungkinkan terjadinya diskusi yang merupakan cara efektif untuk melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini disebabkan karena melalui diskusi, siswa dapat berbagi pendapat, berpikir perspektif, dan mendapatkan pengalaman baru. Melalui diskusi, siswa juga dapat belajar mempertimbangkan, menolak atau menerima pendapat sendiri atau orang lain.

Keterampilan berpikir yang dilatih secara kontinyu sejak dini, dapat menjadi kebiasaan dan akan memberikan bekal bagi siswa untuk dapat menghadapi tantangan global. Abad 21 menuntut sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dalam persaingan global. Dimana tantangan yang akan timbul dimasa depan, menuntut banyak kompetensi diri, salah satunya berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis ini dapat dijadikan sebagai benteng pertahanan kita dalam berkompetisi dimasa depan. Tuntutan ini tidak hanya dibebankan untuk pemerintahan saja, melainkan untuk semua lapisan masyarakat, mulai dari tingkat pendidikan sampai tingkat pekerjaan. Jika keterampilan berpikir kritis ini dimiliki oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, maka kedudukan Indonesia dimata dunia akan membaik. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak di Indonesia dapat bermanfaat dimasa depan, dimanapun mereka berada.  

0 komentar:

Posting Komentar

 

LARAS KHOIRUNISA Template by Ipietoon Cute Blog Design