Selasa, 06 Januari 2015

Jurnal Kimia Lingkungan



KIMIA LINGKUNGAN

15 NOVEMBER 2014
LARAS KHOIRUNISA
11140161000051


ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui dan mengamati efek pencemaran lingkungan
dan bahan pengotor pada perairan situ Gintung, Ciputat, Jakarta Selatan, serta di lingkungan sekitar rumah kita. Apa ada bahan berbahaya yang terkandung didalam tanah dan air tersebut atau tidak, yaitu berupa Zink (Zn), Besi (Fe), Aluminium (Al), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), Argentum (Ag), dan lain sebagainya. Dengan objek pengamatan dan sampel yang diambil berupa air danau dan tanah disekitar danau dan rumah masing-masing pengamat. Analisa kandungan ini dilakukan berdasarkan kriteria kualitas air dan tanah. Dan percobaan ini tidak hanya dilakukan pada sampel tanah dan air yang ada di danau tetapi praktikan juga mengamati efek yang ditimbulkan bahan pencemar dan berbahaya tersebut terhadap makhluk hidup yang ada didalam ekosistem air danau tersebut, dengan mengambil sampel berupa ikan, yang diberi bahan pencemar berupa air sabun atau deterjen, dan air hangat.

PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan factor penting dalam mempelajari lingkungan hidup, karena dalam lingkungan hidup selalu ada bahan-bahan kimia. Oleh karena itu untuk mempelajari lingkungan hidup dan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya, perlu ilmu khusus yang mempelajari bahan-bahan kimia yang ada dilingkungan hidup. Ilmu tersebut dinamakan ilmu kimia lingkungan, yang mempelajari sifat-sifat, fungsi, terbentuknya serta proses kimia yang terjadi dalam lingkungan hidup. Didalam lingkungan hidup, terdapat beberapa komponen yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok makhluk hidup atau kelompok biotik dan kelompok tak hidup atau kelompok abiotik. Kelompok abiotik ini terbagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor energy matahari, faktor fisis, dan faktor bahan kimia (Lutfi, 2009)

Danau Situ Gintung merupakan danau yang berada diwilayah Kabupaten Tangerang Selatan, dimana manfaat danau ini adalah untuk keperluan pemancingan dan juga sebagai sarana rekreasi. Muara danau Situ Gintung, memiliki karakteristik yang khas sebagai kawasan estuari dengan tumbuhan eceng gondoknya yang berada ditepian danau dan air danau yang tenang  dan berwarna hijau muda. Pencemaran yang terjadi didanau Situ Gintung berasal dari aktivitas manusia yang secara langsung yaitu dengan membuang limbah rumah tangga yang berupa sampah ke perairan danau Situ Gintung, terutama yang berasal dari kawasan perumahan atau perkampungan dekat dengan danau Situ Gintung.
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energy atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu fisika (suhu, kekeruhan, padatan suspensi dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (anonymous, 2000)
Adanya pembuangan limbah sampah tersebut, diduga dapat mencemari lingkungan perairan dan organisme yang hidup didalamnya (Alifia dan Djawad, 2003). Terjadinya kontaminasi zat beracun pada organisme perairan dapat melalui 3 cara yaitu pertama melalui permukaan organisme, melalui respirasi atau ingesti dari air, dan melalui pengambilan makanan (zooplankton dan fitoplankton) yang mengadung bahan pencemar kimia (Jardine, 1993).
Diketahui bahwa zat beracun yang mencemari perairan, salah satunya adalah dari logam berat (Aditya, 2005). Logam berat tersebut antara lain Besi (Fe), Tembaga (Cu) ,Aluminium (Al), Zink (Zn), Kromium (Cr), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Argentum (Ag), dan lain sebagainya, jika keberadaannya melebihi ambang batas yang diperbolehkan dapat membahayakan lingkungan, termasuk manusia (Palar, 1994).

METODOLOGI
ALAT DAN BAHAN
NO
ALAT
JUMLAH
1.
Tabung reaksi
3 buah
2.
Pipet tetes
3 buah
3.
pH meter
1 buah
4.
Conductivito meter
1 buah
5.
Gelas aqua plastic
5 buah


NO
BAHAN
JUMLAH
1.
Detergen
Secukupnya
2.
Ikan kecil
3 ekor
3.
Sampel tanah
5 sampel
4.
Sampel air
5 sampel
5.
Larutan KI, HCL, NaOH,Na2CO3
Secukupnya

LANGKAH KERJA
1.      Percobaan 1
Metode pada percobaan pertama ini yaitu siapkan 3 gelas plastik kosong terlebih dahulu. Gelas pertama di isi air mineral, gelas kedua diisi air hangat, dan gelas ketiga diisi air bersih yang sudah dicampur dengan detergen. Kemudian, masukkan ikan hias kedalam masing-masing gelas plastik secara bersamaan sambil menyalakan stopwatch. Hitung pergerakan mulut ikan sampai berhenti atau maksimal 5 menit.

2.      Percobaan 2
Pada percobaan kedua ini siapkan tabung reaksi dan pipet tetes kemudian tuangkan 30 tetes sampel air pertama. Tambahkan kurang lebih 5 tetes larutan KI, lalu tambahkan 5 tetes larutan Na2Co3. Catat hasilnya. Setelah itu bersihkan tabung da nisi kembali sampel air pertama. Lalu tambahkan 5 tetes larutan HCl, kemudian tambahkan 5 tetes sodium hidroksida (NaOH), lalu tambahkan 5 tetes larutan KI. Ulangi kegiatan ini untuk sampel kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Setelah semua selesai, bersihkan kembali tabung reaksi dan pipet dengan aquades.

3.      Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, siapkan 3 sampel air yang berbeda. Kemudian ketiga sampel tersebut diukur pH nya dengan menggunakan pH meter.


4.      Percobaan 4
Pada percobaan keempat, siapkan 4 sampel tanah yang berbeda dan 1 sampel air sungai dari situ gintung. 4 sampel tanah tersebut kemudian dicampur dengan aquades. Kemudian ukur konduktivitas masing masing sampel menggunakan conductivity.

PEMBAHASAN
Percobaan 1
Pada percobaan satu didapatkan hasil bahwa jumlah terbanyak pergerakan mulut ikan selama 5 menit yaitu pada ikan yang berada didalam air hangat sebanyak 956 kali. Pada ikan yang berada didalam air rendaman detergen sebanyak 354 kali, dan pada air bersih 594. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan, bahwa pada air bersih, pergerakan mulut ikan lebih banyak karena keadaan dirinya yang sehat dan bugar. Tetapi setelah diberi detergen, pergerakan mulut ikan lebih sedikit dan lama-kelamaan akan menurun disebabkan karena ikan sudah kehabisan oksigen dan tidak mampu lagi bernafas karena air yang sudah terkontaminasi dengan detergen menyebabkan ikan susah bernafas dan lama-kelamaan bisa mati, jika terus berada di air yang terkontaminasi detergen. Karena detergen, tidak baik untuk ekosistem air dan makhluk hidup di dalamnya.

Percobaan 2
Untuk menguji, apakah sampel yang diamati (air dan tanah) terkena bahan pencemar atau zat berbahaya, maka dilakukan tes pengujian dengan beberapa tahap sebagai berikut:

Tabung 1 (berisi air merk fit) :
Fit + KI = berwarna kuning
Fit + KI + Na2CO3 = terdapat endapan berwarna orange didasar
Fit + HCl = tidak berwarna
Fit + HCl + NaOH = tidak berwarna
Fit + HCl + NaOH + KI = tidak berwarna



Tabung 2 (berisi air got) :
Air got + KI = tidak berwarna
Air got + KI + Na2CO3 = tidak berwarna
Air got + HCl = sedikit keruh
Air got + HCl + NaOH = sedikit keruh
Air got + HCl + NaOH + KI = sedikit keruh

Tabung 3 (berisi air merk ades) :
Ades + KI = tidak berwarna
Ades + KI + Na2CO3 = tidak berwarna
Ades + HCl = tidak berwarna
Ades + HCl + NaOH = tidak berwarna
Ades + HCl + NaOH + KI = tidak berwarna

Tabung 4 (berisi air merk aqua) :
Aqua + KI = tidak berwarna
Aqua + KI + Na2CO3 = tidak berwarna
Aqua + HCl = tidak berwarna
Aqua + HCl + NaOH = tidak berwarna
Aqua + HCl + NaOH + KI = tidak berwarna

Tabung 5 (berisi air keran) :
Air keran + KI = tidak berwarna
Air keran + KI + Na2CO3 = tidak berwarna
Air keran + HCl = tidak berwarna
Air keran + HCl + NaOH = tidak berwarna
Air keran + HCl + NaOH + KI = tidak berwarna

Warna-warna tersebut yang akan menjadi indikator tercemar atau tidaknya suatu air oleh bahan atau zat berbahaya. Dari warna-warna tersebut dapat disimpulkan bahwa air di Situ Gintung tidak mengandung zat berbahaya sama sekali. Kotornya air di Situ Gintung hanya disebabkan oleh sampah, dan belum diambang batas over. Tetapi, jika keadaan ini terus berlangsung tanpa penanggulangan apapun, baik dari pihak masyarakat setempat maupun pemerintah, secara tidak langsung, akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk warga setempat dan terutama untuk
organisme yang berada didalamnya yang nantinya juga akan berpengaruh untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup sekitarnya.

Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, kita mengukur pH dari tiga sampel air, yaitu air sungai disitu gintung, air aqua, dan air sumur (dari rumah). Sebelum mengukur pH ketiga sampel tersebut, pH awal didapat yaitu sebesar 7,11. Setelah diukur, pH ketiga sampel tersebut yaitu pH air sungai 7,24; pH air aqua 7,01; dan pH air sumur 5,98. Air tersebut masih dikatakan air bersih karena pH mendekati angka normal pada pH, yaitu tidak terlalu asam dan tidak juga terlalu basa. Ketiga air tersebut dapat diminum dengan pengolahan secara tepat.

Percobaan 4
Pada percobaan keempat ini, kita mendapatkan hasil yaitu conductivity pada sampel air depok nilainya 958µs, pada sampel air pamulang nilainya 1033µs, pada sampel air ciputat yaitu 349µs, pada sampel air bsd yaitu 3,82ms, dan pada sampel air sungai yaitu 1,82ms.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air dan tanah didaerah Situ Gintung dan didaerah sekitar rumah kita tidak terdeteksi dan tidak mengalami pencemaran zat berbahaya. Dan ikan yang airnya diberi detergen akan mengalami kekurangan oksigen dan sulit bernafas disebabkan karena berkurangnya kandungan oksigen didalam air, ikan tersebut akan mati dan mengeluarkan lendir. Sedangkan ikan pada air bersih dan air hangat akan tetap sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Jardine, C.G. 1993. Effect of Pollutant at the Ecosystem Level. Environmental
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksilogi Logam Berat. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Lutfi, Ahcmad. 2009. Kimia Lingkungan dan Peranannya.
    www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/ diakses pada 18-11-2014, 19:04 WIB
Wiranda. 2012. Analisis Air Widya. www.slideshare.net/wirandkk/analisis-air-widya
    Diakses pada 20-11-2014, 09:50 WIB

LAMPIRAN
                  
Table percobaan 1
Kondisi air
Pergerakan mulut ikan selama 5 menit
keterangan
Air bersih
594 kali
Ikan sehat
Air hangat
956 kali
Ikan sehat
Air ditambah detergen
354 kali
Ikan mati dan berlendir

Table percobaan 2
Sampel
Warna awal
Larutan tambahan
Perubahan warna


1


Tidak berwarna
FIT + KI
Kuning
Fit + KI + Na2CO3
endapan berwarna orange
Fit + HCl
Tidak berwarna
Fit + HCl + NaOH
Tidak berwarna
Fit + HCl + NaOH + KI
Tidak berwarna


2


Hitam keruh
Air got + KI
Tidak berwarna
Air got + KI + Na2CO3
Tidak berwarna
Air got + HCl
Tidak berwarna
Air got + HCl + NaOH
Tidak berwarna
Air got + HCl + NaOH + KI
Tidak berwarna


3


Tidak berwarna
Ades + KI
Tidak berwarna
Ades + KI + Na2CO3
Tidak berwarna
Ades + HCl
Tidak berwarna
Ades + HCl + NaOH
Tidak berwarna
Ades + HCl + NaOH + KI
Tidak berwarna


4


Tidak berwarna
Aqua + KI
Tidak berwarna
Aqua + KI + Na2CO3
Tidak berwarna
Aqua + HCl
Tidak berwarna
Aqua + HCl + NaOH
Tidak berwarna
Aqua + HCl + NaOH + KI
Tidak berwarna



5

Air keran + KI
Tidak berwarna

Tidak berwarna
Air keran + KI + Na2CO3
Tidak berwarna
Air keran + HCl
Tidak berwarna
Air keran + HCl + NaOH
Tidak berwarna
Air keran + HCl + NaOH + KI
Tidak berwarna

Table percobaan 3
NO
Sampel
pH
1.
Air sungai
7,24
2.
Air aqua
7,01
3.
Air sumur
5,98

Table percobaan 4
NO
Sampel
Konduktivitas
1.
Air depok
958µs
2.
Air pamulang
1033µs
3.
Air ciputat
349µs
4.
Air bsd
3,82ms
5.
Air sungai
1,82ms

0 komentar:

Posting Komentar

 

LARAS KHOIRUNISA Template by Ipietoon Cute Blog Design